Sunday, January 26, 2014

Menjadi duka

Ketika matahari meninggi
Ketika mimpi-mimpi pergi
Hidup akan kembali bergejolak penuh siksa
Hasrat yang terbuang
Gairah yang tercampakkan

Detik demi detik tersayat

Menjadi luka 
Menjadi duka yang terdalam
Hari demi hari adalah perjalanan menuju kematian
Suatu kerinduan pada keabadian



(Depok, 01:00 PM, 01 Juni 2004)

Saturday, January 25, 2014

Lelaki sunyi berjubah sepi

Segelas kopi hitam
Sebatang rokok pada asbak
Dan asap adalah teman sejati dalam ruang yang kosong

Badan yang tersandar pada tembok
Setumpuk buku-buku yang lelah kau baca
Sekumpulan kalimat pada kertas yang tergenggam
Yang kau tuliskan, yang selalu kau torehkan
Tentang perjalananmu, tentang cinta dan pencarianmu
Tentang kau, lelaki sunyi berjubah sepi..........



(Depok, 01:05 PM, 02 Oktober 2004)

Friday, January 24, 2014

Buat kita

Purnama yang membentuk sebuah tanda didasar hati
Seperti lampu suar dikejauhan
Sebagai penuntun menuju arah yang benar
Buat kita dan buat perjalanan panjang kita...

Jauh menuju seberang

Pada saat kau mulai mengerti
Aku mungkin telah berlayar jauh menuju seberang
Pergi membawa kenangan
Membawa mimpi-mimpi yang tak pernah bisa kita selesaikan...


(Tj. Duren, 06:22 AM, 05 Maret 2005)

Tidak untuk selalu ditangisi

Paruh senja mematuk kaki langit
Hari yang terkapar karenanya
Merangkak perlahan
Tersendat pada sudut-sudut yang senyap

Paruh usia yang sombong
Tercabik-cabik diterkam zaman
Terlukanya hati
Tersayat pada semua mimpi-mimpi

Dan hari demi hari setelahnya
Semua hal, semua cerita yang telah berlalu
Segala luka yang tergores karenanya
Tidak untuk selalu ditangisi...



(Ujung Aspal, 09:07 PM, 02 Maret 2005)

Disini

Disini
Disini tiap senandung terasa lebih indah
Dari pucuk-pucuk hijau, semilir mengusir resah
Damai mengeringkan luka
Daya berlipat ganda

Disini semangat terpupuk sempurna
Waktu mengasuh kita
Hingga kembali mampu berdiri
Tegak ditengah gelanggang
Kembali menjadi petarung hidup sejati


(Lunang, 07:45, 12 April 2005)

Demi sebuah kehidupan
















Langit malam dan bulan sabit yang menggantung ditimur angkasa
Hati yang terpancung serta keadaan yang membungkus rapat
Pengap namun kita harus bertahan

Demi sebuah kehidupan
Kita harus melawan
Kita harus bangkit
Keputusasaan adalah suatu kematian yang sia-sia

Hari berganti dan semesta raya ini menyimpan banyak cerita
Suatu saat terlalu naif bila kita masih berada dicerita yang sama
Ya, suatu saat...



(Depok, 03:59 AM, 10 Oktober 2004)

Wednesday, January 15, 2014

Dari lirihnya malam-malam sunyi.

Ketika ketertarikan yang serta merta.

Hingga keterikatan yang tak terduga.

Kita adalah yang tersembunyi di remang malam.

Yang bercerita tanpa suara, menangis tanpa air mata.
Yang melewati malam dengan keresahan kita sendiri-sendiri...

Ketika menjadi hening



Ketika menjadi hening, tiada yang terindah selain mengenang tentang mu
Masa lalu yang tersimpan dilangit, jauh dibalik pertautan segala warna terindah senja ini....