Monday, November 17, 2014





Pada sudut tergelap dimalam selepas hujan dan badai

Masih gerimis ketika langkah ini terpaksa karena tak tahu harus kemana...

Kala Senja Di Suatu Masa

Kala senja disuatu masa
Sebelum perlahan gelap malam menutup hari dalam sunyi
Seperti daun yang mulai mengering
Tiba-tiba ditiup badai yang serta merta datang
Yang melepaskan tangkai dari dahan
Untuk kemudian terjatuh
Dan hilang
Terbang terbawa badai entah kemana

Kala senja disaat ini yang tak lagi tentram
Dalam kekangan rasa sedih yang mendekap sesak
Seperti kerinduan yang tak lagi seharusnya
Akan suatu masa tentang kita
Suatu masa yang serta merta
Suatu masa yang pada akhirnya telah menjadi tak sempurna

Haruskah kita dendangkan tentang lirih sunyi pada senja ini?
Atau melangkah saja menjauh pergi...

Tuesday, November 04, 2014

Dalam hening menjelang subuh
Ketika tak lagi dalam mimpi bersama mu
Seperti tiba-tiba terbangun dari tidur yang panjang
Seperti  saat terlahir kembali dalam tangis dan kebingungan
Dalam ketidak mengertian
Sungguh kadang aku masih tak percaya bahwa pada akhirnya perjalanan kita hanya akan menyisakan cerita
Suatu cerita yang belum tentu akan terbaca...


Saturday, October 18, 2014

Kita antraktif untuk agar orang-orang bisa tersenyum dan bersemangat.
Kita selalu punya perhatian lebih agar orang-orang bisa lebih memahami keadaan.
kita cenderung berusaha ramah agar mereka tahu bahwa akan selalu ada teman dan kegelisahan itu tidak selalu harus dilewati sendiri.
Maka mari kita hadapi kehidupan ini dengan pengharapan yang ikhlas hingga akhir dari masa kita.
Dan menjadi abadi selamanya....

Thursday, October 16, 2014

Bersama gerimis.
Bersama orang-orang yang bergegas pulang.
Hampir tengah malam ketika masih saja ku tak tahu harus kemana...
Ketika senja semerah darah.
ketika hidup yang serta merta berubah.
Luruh hingga tuntas, untuk kemudian redam dibekap malam.
Maka esok adalah hari yang tak lagi mampu untuk ku mengerti.
Diantara harapan, diantara ketidak mengertian yang buram.
Ketika kepak ini tak lagi mampu menantang birunya langit.
Seperti camar yang hanya mampu menunggu tanpa mampu memburu jauh ketengah gejolak samudera

Pada sudut tergelap dimalam selepas hujan dan badai.
Masih gerimis ketika langkah ini hanya terpaksa karena tak tahu harus kemana?

Thursday, August 07, 2014

Kata cukup saja sudah tidak lagi sepadan untuk hari-hari yang telah kau buat sungguh sangat melelahkan.
Maka mari sama-sama kita hentikan segala kebodohan ini.
Dengan memulai untuk kembali saling memahami dan berusaha mengerti.
Dan atau memulai untuk kembali hidup sendiri-sendiri...


Thursday, March 13, 2014

Maka segera bawa aku pulang

Dalam banyak luka yang tak tersembuhkan
Dalam langkah yang tak lagi bertujuan
Ketika terduduk disudut senja dengan langitnya yang semerah darah
Maka segera bawa aku pulang
Kembali kerumah kita yang tenang
Biarkan diri ini tertidur
Biarkan hingga selelap mungkin
Hingga mampu kembali bermimpi
Kembali kepada angan dan harapan yang sejati
Maka segeralah bawa aku pulang.....

Sunday, March 09, 2014

Maka siksa ini

Suatu ketika yang tiba-tiba hening
Yang tersisa hanya suara detak jam dinding
Hembusan nafas
Dan degup jantung yang tak seperti biasanya

Sudah terlalu lama nak
Sudah terlalu jauh dan aku semakin kehilangan jati diriku
Yang seperti tak lagi peduli namun aku selalu rindu setengah mati
Seperti tak mau tahu namun aku berharap diberi tahu

Maka siksa ini
Maka betapa lelahnya hidup ku kini

Masih juga tak mampu membuat ku mengerti......

Friday, March 07, 2014

Permohonan ma'af

Kadang kita terpaksa memilih jalan kelam dan atau terbawa arus pengaruh kelam yang bersifat laten, tiba-tiba kita telah menjadi antagonis buat sebagian orang, berada dalam sisi gelap dan hidup menjadi penuh pelarian yang melelahkan. Untung ada satu bahasa kawan yg cukup mengobati rasa bersalah, " kadang kita perlu mengikuti filosofi tumbuhnya sebatang jagung, pohon jagung ketika akan mengeluarkan buah dia akan membengkok dulu sampai keluarnya buah, lalu untuk kemudian lurus kembali ", maka permohonan ma'af saya sampaikan dari hati yang terdalam untuk semua yang tersakiti dan kecewa dengan apa yang telah terjadi, sungguh keadaan memaksa saya untuk menjadi seperti sekarang ini..............

Sunday, March 02, 2014

Pada jalan yang lurus

Pada jalan yang lurus ini tak ada lagi pohon-pohon dan belukar yang liar.
Pada rumah-rumah baru dengan atap sengnya yang berkilau, berjejer belasan potret orang yang berpakaian kelewat rapi, kelewat memaksakan senyum seindah mungkin.
Potret orang-orang yang mungkin ingin memiliki kehidupan lebih baik, dengan berharap suatu jabatan yang mungkin juga menurutnya baik.

Walau banyak kenyataan selama ini tidaklah selalu begitu...

Namun dari jalan lurus yang panjang ini sebuah harapan akan selalu tercipta, suatu keinginan akan semakin berlipat ganda.
Setidaknya buat diri ini.
Buat masa lalu yang mengajarkan untuk selalu gigih walau dalam panasnya yang kelewat terik...

Demi hidup ini

Pada jejak-jejak yg telah kau tinggalkan.
Pada saat perlahan ombak menghapusnya.
Pada malam ketika bulan kembali terang.

Pada malam ketika aku tak lagi mungkin mengikuti jejak mu.
Demi hidup ini.
Demi sisa hidup yg masih harus kujalani............


(seperti yang terjadi pada seorang kawan)

Sunday, February 16, 2014

Sama sekali tak seperti kepergian mu

Hari hilang malam kelam terbentang
Tanpa bintang
Tanpa sedikitpun temaram
Nun desis badai dikejauhan
Beriring bulir-bulir gerimis datang
Hingga Basah
Dingin
Beku
Kaku
Sama sekali tak seperti kepergian mu
Menghilang dalam gejolak
Dan gairah yang telah melukai ku
Sungguh...................

(Seperti yang terjadi pada seorang kawan)



Namun kenapa kini kau pergi?

Berwaktu-waktu dan tanpa keluh maupun kesah sepatahpun
Dalam keras hati dan keterbatasan
Dalam keyakinan bahwa akan tiba sa'atnya
Bahwa kebersamaan ini akan melewati masa dimana dahi tak perlu lagi berkerut
Tidur tak lagi gelisah
Dan kau tidak akan lagi menunggu dalam harap dan cemas...

Namun kenapa kini kau pergi?
Meninggalkan ku dalam kebingungan
Meninggalkan ku dalam tangis yang terdalam...

(seperti yang terjadi pada seorang kawan)



Saturday, February 15, 2014

Tentang lamunan


Sekali lagi tentang purnama
Dalam ruang dan waktu yang tidak lagi sama
Sekali lagi cerita tentang lirih malam
Tentang buih dan bulir ombak yang memecah dibatu karang
Tentang lamunan yang semakin dalam
Tentang gejolak yang tak juga kunjung padam...

Friday, February 14, 2014

Setuju, cinta adalah pembebas jiwa

Apakah Ibu Lina boleh melihat isi telepon Pak Mario?

Tentu saja boleh, bila Ibu Lina dapat memahami situasi serta keadaan pak mario, tidak gampang marah-marah bila ada sesuatu yang kurang atau malah tidak menyenangkan hati ibu lina..

Apapun bisa dilihat Ibu Lina, bila Ibu Lina dapat berbicara baik-baik serta berfikir realistis dan positif akan segala sesuatu yang pernah terjadi dikehidupan masing-masing dan atau kehidupan kedepannya..


Apapun bisa dibicarakan dan apapun bisa ditinggalkan oleh Pak Mario demi kebersamaan dan kenyamanan dalam hidup selagi Ibu Lina dapat menghargai serta memahami bahwa kenyataannya Pak Mario memiliki masa lalu seperti halnya Ibu Lina..

Setuju, Cinta adalah pembebas jiwa....
Walau ini tradisi agama lain, tapi untuk sesuatu yang meninggikan rasa kasih sayang, tidak ada salahnya untuk latah menyampaikannya, Happy Valentine Day untuk mu.....



Wednesday, February 05, 2014

Kita yang sama-sama terhenti

Pada akhirnya kita sama-sama terhenti, 
aku yang lelah dan perlahan menepi demikian pula kau.
Lalu kita terdiam,
membisu dalam gejolak kita sendiri-sendiri.
Seperti kecewa,
Seperti tidak lagi sama-sama percaya...

Tuesday, February 04, 2014

Tiba-tiba kita adalah tiada





Suatu ketika pada senja yg tenang dan hening, tiba-tiba kita adalah tiada.
Tanpa berita, tanpa prasasti.
Tanpa monumental setelahnya...

Sunday, January 26, 2014

Menjadi duka

Ketika matahari meninggi
Ketika mimpi-mimpi pergi
Hidup akan kembali bergejolak penuh siksa
Hasrat yang terbuang
Gairah yang tercampakkan

Detik demi detik tersayat

Menjadi luka 
Menjadi duka yang terdalam
Hari demi hari adalah perjalanan menuju kematian
Suatu kerinduan pada keabadian



(Depok, 01:00 PM, 01 Juni 2004)

Saturday, January 25, 2014

Lelaki sunyi berjubah sepi

Segelas kopi hitam
Sebatang rokok pada asbak
Dan asap adalah teman sejati dalam ruang yang kosong

Badan yang tersandar pada tembok
Setumpuk buku-buku yang lelah kau baca
Sekumpulan kalimat pada kertas yang tergenggam
Yang kau tuliskan, yang selalu kau torehkan
Tentang perjalananmu, tentang cinta dan pencarianmu
Tentang kau, lelaki sunyi berjubah sepi..........



(Depok, 01:05 PM, 02 Oktober 2004)

Friday, January 24, 2014

Buat kita

Purnama yang membentuk sebuah tanda didasar hati
Seperti lampu suar dikejauhan
Sebagai penuntun menuju arah yang benar
Buat kita dan buat perjalanan panjang kita...

Jauh menuju seberang

Pada saat kau mulai mengerti
Aku mungkin telah berlayar jauh menuju seberang
Pergi membawa kenangan
Membawa mimpi-mimpi yang tak pernah bisa kita selesaikan...


(Tj. Duren, 06:22 AM, 05 Maret 2005)

Tidak untuk selalu ditangisi

Paruh senja mematuk kaki langit
Hari yang terkapar karenanya
Merangkak perlahan
Tersendat pada sudut-sudut yang senyap

Paruh usia yang sombong
Tercabik-cabik diterkam zaman
Terlukanya hati
Tersayat pada semua mimpi-mimpi

Dan hari demi hari setelahnya
Semua hal, semua cerita yang telah berlalu
Segala luka yang tergores karenanya
Tidak untuk selalu ditangisi...



(Ujung Aspal, 09:07 PM, 02 Maret 2005)

Disini

Disini
Disini tiap senandung terasa lebih indah
Dari pucuk-pucuk hijau, semilir mengusir resah
Damai mengeringkan luka
Daya berlipat ganda

Disini semangat terpupuk sempurna
Waktu mengasuh kita
Hingga kembali mampu berdiri
Tegak ditengah gelanggang
Kembali menjadi petarung hidup sejati


(Lunang, 07:45, 12 April 2005)

Demi sebuah kehidupan
















Langit malam dan bulan sabit yang menggantung ditimur angkasa
Hati yang terpancung serta keadaan yang membungkus rapat
Pengap namun kita harus bertahan

Demi sebuah kehidupan
Kita harus melawan
Kita harus bangkit
Keputusasaan adalah suatu kematian yang sia-sia

Hari berganti dan semesta raya ini menyimpan banyak cerita
Suatu saat terlalu naif bila kita masih berada dicerita yang sama
Ya, suatu saat...



(Depok, 03:59 AM, 10 Oktober 2004)

Wednesday, January 15, 2014

Dari lirihnya malam-malam sunyi.

Ketika ketertarikan yang serta merta.

Hingga keterikatan yang tak terduga.

Kita adalah yang tersembunyi di remang malam.

Yang bercerita tanpa suara, menangis tanpa air mata.
Yang melewati malam dengan keresahan kita sendiri-sendiri...

Ketika menjadi hening



Ketika menjadi hening, tiada yang terindah selain mengenang tentang mu
Masa lalu yang tersimpan dilangit, jauh dibalik pertautan segala warna terindah senja ini....