Thursday, December 08, 2005

Seorang anak lelaki
Belum lagi genap sepuluh tahun
Bertelanjang kaki membawa parang menuju ladang
Dibawah terik membakar pundak membuat legam

Tak ada lagi sekolah untukmu nak!
Lupakan tentang seragammu yang selalu kau lipat dengan rapi
Semenjak kepergian bapakmu
Hanya tinggal kau dan adik perempuanmu yang masih harus kugendong
Dan sepetak lahan gambut yang selalu banjir ketika hujan turun
Hidup kita telah menjadi seperti ini
Didaerah transmigrasi dengan pribumi yang tak menerima kita dengan baik
Semoga kau menjadi anak yang kuat suatu hari nanti
Hingga dapat melindungiku dan adik perempuanmu

(Lunang, Desember 2005)