Aku Takkan Kembali
Maafkan aku ayah...
Tidak seperti yang kau rindukan
Tentang sikecil yang selalu membanggakan hatimu
Menenangkan gejolak perjalananmu
Ketika ibu bisu menutup diri
Ketika pertengkaran itu tidak berujung
Tangan legammu yang memegang pundakku
Air mata yang mengalir perlahan
Menghantar parau suaramu
Tentang cinta dan kasih sayang
Padaku, pada keutuhan keluargamu
Dan kau menahan semua siksa itu
Sendiri, tanpa peduli....
Aku takkan pulang ayah...
Aku takkan mampu menjejakkan kaki dirumahmu
Walau kerinduan membunuhku
Aku takkan kembali
Karena aku tak sepertimu....
(Ujung Aspal, 01:22 AM, 27 Februari 2005)
sebuah pencarian akan makna-makna dari perjalanan hidup yang terkadang rumit serta melelahkan
Sunday, February 27, 2005
Tuesday, February 15, 2005
Yang Mengelorakan Semangat
Perempuan laksana bintang
Membawa kemilau menaburkan harapan
Pada malam yang tersungkur ditikam waktu
Dikhianati dunianya yang tak lagi memiliki hati
Perempuan yang selalu menggelorakan semangat
Ketika mimpi menuai sunyi
Ketika menjadi senyap
Terpaku, tak ada lagi yang bisa dimengerti
(Ujung Aspal, 5:27 PM 14 Februari 2005)
Perempuan laksana bintang
Membawa kemilau menaburkan harapan
Pada malam yang tersungkur ditikam waktu
Dikhianati dunianya yang tak lagi memiliki hati
Perempuan yang selalu menggelorakan semangat
Ketika mimpi menuai sunyi
Ketika menjadi senyap
Terpaku, tak ada lagi yang bisa dimengerti
(Ujung Aspal, 5:27 PM 14 Februari 2005)
Sunday, February 13, 2005
Maka Hidup Tak Perlu Lagi...
Telah ku tinggalkan semua mimpi-mimpi indah
Tuk luruh mengabdi dalam dunia yang kan kita bangun bersama
Dengan seluruh totalitas yang kumiliki
Merangkai harapan indah yang kini musnah terampas
Seperti aku yang terlempar tak berdaya setelahnya
Tersesat diantara waktu yang tak lagi kumengerti
Maka hidup tak perlu lagi berarti
Maka hidup tak perlu lagi...
(Pd gde, 3:14 12 Februari 2005)
Telah ku tinggalkan semua mimpi-mimpi indah
Tuk luruh mengabdi dalam dunia yang kan kita bangun bersama
Dengan seluruh totalitas yang kumiliki
Merangkai harapan indah yang kini musnah terampas
Seperti aku yang terlempar tak berdaya setelahnya
Tersesat diantara waktu yang tak lagi kumengerti
Maka hidup tak perlu lagi berarti
Maka hidup tak perlu lagi...
(Pd gde, 3:14 12 Februari 2005)
Subscribe to:
Posts (Atom)