Tidak Seperti Ini
Kita seperti orang gila
yang berteriak marah, yang menangis tersedu
Yang memaki-maki pada telepon
Aku disini lalu engkau beratus kilometer disana
Dan itu tak cukup untuk bisa memahami kondisi
Untuk bisa membuat sebuah penilaian
Bahwa kita adalah hati yang saling menzalimi
Hanya suara yang terhantarkan
Suara yang hinggap sebentar ditelinga
Untuk kemudian hilang terbawa angin
Yang menjadi kabar yang kabur
Yang menjadi kecurigaan yang berlebihan
Kita hanya membutuhkan sebuah pertemuan
Lalu melihat dengan mata, untuk kemudian tersimpan dihati
Bukan seperti ini, perdebatan yang tak berujung...
(Lembang, 11:06 PM, 16 November 2004)
sebuah pencarian akan makna-makna dari perjalanan hidup yang terkadang rumit serta melelahkan
Wednesday, November 17, 2004
Tuesday, November 16, 2004
Aku lelah menjadi seperti ini
Meniti waktu menuju mimpi-mimpi yang semu
Menyangkal realitas memanipulasi diri
Memakai topeng-topeng melakoni cerita demi cerita
Dalam drama yang menyesakkan hati...
(Tj. Duren, 09:45, 15 November 2005)
Meniti waktu menuju mimpi-mimpi yang semu
Menyangkal realitas memanipulasi diri
Memakai topeng-topeng melakoni cerita demi cerita
Dalam drama yang menyesakkan hati...
(Tj. Duren, 09:45, 15 November 2005)
Tuesday, November 09, 2004
Jangan Pernah Meragukan Kesetiaanku
Jangan pernah meragukan kesetiaanku
Karena aku adalah totalitas yang tak pernah mengenal jemu
Tidak juga hanya pada hati, namun hari yang menjadi hari yang akan kita lewati
Akan selalu kubangun menjadi cerita tentang bunga yang merekah
Tentang wanginya, tentang kita yang takkan terbantahkan
Jangan pernah meragukan kesetiaanku
Namun tanyakan pada hatimu, Seperti apa kau memaknaiku..
(Cimahi, 11:01, 08 November 2004)
Jangan pernah meragukan kesetiaanku
Karena aku adalah totalitas yang tak pernah mengenal jemu
Tidak juga hanya pada hati, namun hari yang menjadi hari yang akan kita lewati
Akan selalu kubangun menjadi cerita tentang bunga yang merekah
Tentang wanginya, tentang kita yang takkan terbantahkan
Jangan pernah meragukan kesetiaanku
Namun tanyakan pada hatimu, Seperti apa kau memaknaiku..
(Cimahi, 11:01, 08 November 2004)
Friday, November 05, 2004
Tentang Kau
Tentang kau
Yang terkadang datang mengendap
Menyelinap mengusik lamunku
Membawa cerita-cerita yang tak pernah kau tuntaskan
Tentang kau
Yang berkeluh kesah kala temaram
Tentang diri yang tak terdefinisikan
Tentang hastrat yang tak berkesudahan
Tentang kau
Yang selalu pergi menuju badai
Ketika waktu telah menjadi harapan
Meninggalkan mimpi tanpa kejelasan
Tentang kau
Dan aku yang terpaksa untuk mengerti..
(Tj. Duren, 09:57 PM, 04 N0vember 2004)
Tentang kau
Yang terkadang datang mengendap
Menyelinap mengusik lamunku
Membawa cerita-cerita yang tak pernah kau tuntaskan
Tentang kau
Yang berkeluh kesah kala temaram
Tentang diri yang tak terdefinisikan
Tentang hastrat yang tak berkesudahan
Tentang kau
Yang selalu pergi menuju badai
Ketika waktu telah menjadi harapan
Meninggalkan mimpi tanpa kejelasan
Tentang kau
Dan aku yang terpaksa untuk mengerti..
(Tj. Duren, 09:57 PM, 04 N0vember 2004)
Monday, November 01, 2004
Saatnya Berhenti Sejenak
Saatnya kita berhenti sejenak
Setelah berwaktu-waktu mengarungi gejolak
Menyusuri hari demi hari dengan keresahan hati, hatinya kita
Saatnya kita mengurai cerita menjadi cerita tentang kita
Mencari jawab pada tanya
Memupuk harapan yang selalu kita taburi ditiap langkah kita
saatnya kita bertanya pada hati
Tentang kita, Tentang perjalanan kita
Tentang kebersamaan yang berusaha kita jadikan abadi
Saatnya kita berhenti sejenak
Untuk kemudian menuai hari kembali
(Cimahi, 03:09 AM, 01 November 2004)
Saatnya kita berhenti sejenak
Setelah berwaktu-waktu mengarungi gejolak
Menyusuri hari demi hari dengan keresahan hati, hatinya kita
Saatnya kita mengurai cerita menjadi cerita tentang kita
Mencari jawab pada tanya
Memupuk harapan yang selalu kita taburi ditiap langkah kita
saatnya kita bertanya pada hati
Tentang kita, Tentang perjalanan kita
Tentang kebersamaan yang berusaha kita jadikan abadi
Saatnya kita berhenti sejenak
Untuk kemudian menuai hari kembali
(Cimahi, 03:09 AM, 01 November 2004)
Mengingatmu
Mengingatmu adalah tentang senyum yang menjadi damai
Yang meningkahi hidup menjadi cerita-cerita
Tentang jiwa, tentang hati kita
Tentang kepolosan pada makna
Pada waktu yang tersendiri
Pada saat kita menjadi sembunyi-sembunyi
Mengingatmu adalah tentang kerinduan yang tak terelakkan
Ketika lelah mensiasati kehidupan
Ketika kita menjadi terlarang
(Tj. Duren, 08:24 PM, 31 Oktober 2004)
Mengingatmu adalah tentang senyum yang menjadi damai
Yang meningkahi hidup menjadi cerita-cerita
Tentang jiwa, tentang hati kita
Tentang kepolosan pada makna
Pada waktu yang tersendiri
Pada saat kita menjadi sembunyi-sembunyi
Mengingatmu adalah tentang kerinduan yang tak terelakkan
Ketika lelah mensiasati kehidupan
Ketika kita menjadi terlarang
(Tj. Duren, 08:24 PM, 31 Oktober 2004)
Subscribe to:
Posts (Atom)