Dendammu hadir dalam kepiluan
Dari kemunafikan senyum durjana
Dustanya tenggelamkan kau dalam mimpi
Terombang ambing dikehijauan jiwa
Aku tahu kau kini terjaga
Namun terjagamu salah!
Dendam takkan obati kekecewaan
Dendam takkan hancurkan kemunafikan dunia
Dendammu kini menambah angkara
Jiwamu akan kembali hilang dalam mimpi-mimpi yang suram
Sadarlah fanny...
Kutahu hatimu putih
Kutahu itu...
Pasti...
sebuah pencarian akan makna-makna dari perjalanan hidup yang terkadang rumit serta melelahkan
Sunday, March 21, 1999
Thursday, March 11, 1999
Kalian tak pernah tahu itu AyahBunda...
Kau memberi jalan berbatu bagi jiwaku
Petuahmu paksakan langkahku walau enggan
Tertatih jiwaku susuri jalan penuh bimbang
Satu dua langkahku penuh sayatan berdarah
Inginku lari dari jalan ini
Inginku lawan petuahmu
Bila semua tak memberiku dosa
Jiwaku teriak meradang
Menggema pilu diangkasa sana
Aku tak dapat berbuat karena kau memberi
Sendiri ku disini menahan pedih menyiksa
Dan kalian tak pernah tau itu ayahbunda
Petuahmu paksakan langkahku walau enggan
Tertatih jiwaku susuri jalan penuh bimbang
Satu dua langkahku penuh sayatan berdarah
Inginku lari dari jalan ini
Inginku lawan petuahmu
Bila semua tak memberiku dosa
Jiwaku teriak meradang
Menggema pilu diangkasa sana
Aku tak dapat berbuat karena kau memberi
Sendiri ku disini menahan pedih menyiksa
Dan kalian tak pernah tau itu ayahbunda
Thursday, March 04, 1999
Demi banggamu
Dalam renungku malam hari
Bukan masa depan jadi bayang-bayang
Tapi kini juga
Langkahku sendiri disini
terima pahit rasa petuahmu
kabur...., semakin kabur
Niatku acuhkan katamu
Fikirku dosa membelenggu
Tapi..... ah, biarkan saja
Demi masa ku...
Demi langkahku...
Demi banggamu...
Kubiarkan belenggu dosa itu
Bukan masa depan jadi bayang-bayang
Tapi kini juga
Langkahku sendiri disini
terima pahit rasa petuahmu
kabur...., semakin kabur
Niatku acuhkan katamu
Fikirku dosa membelenggu
Tapi..... ah, biarkan saja
Demi masa ku...
Demi langkahku...
Demi banggamu...
Kubiarkan belenggu dosa itu
Subscribe to:
Posts (Atom)