Memandangmu,
Tiba-tiba derai angin terperangkap pada gelisah kabut
Menoreh rasa
Teteskan bisu yang memuncak
Memandangmu,
Tiba-tiba laut kehilangan geliat
Jarak membatasi gerak
Sulit membaca isyarat
Memandangmu,
Tiba-tiba mimpi bersayap putih
Menemani perjalanan malam
Terbayang jemu pada satu peran
Yang seharusnya dilakonkan
Memandangmu,
Tiba-tiba adalah wajah purnama sempurna
Terperangkap pada pot kaca
Samar kata menjamahnya
Petualang pun kehilangan arah
Tak mampu mengukur jarak pengembaraanya.....
(Saduran puisi seseorang, untuk seseorang, kepada seseorang...)
No comments:
Post a Comment